The Ring Rilis Album Perdana Bertajuk Imaginator
The Ring akhirnya merilis album Imaginator setelah beberapa tahun masuk dapur rekaman. Imaginator adalah album penuh perdana dari The Ring.
Ruang Riang Creative - Pada mulanya The Ring disusun dari banyak impian. Cita-cita dihamparkan, rencana ditebarkan lalu batas-batas dipastikan. Seperti yang kita ketahui, lahirlah 'Nunirtha’s Gov', single yang sempat memperkenalkan The Ring sebagai band stoner berbahaya yang bakal menerkam rupa perayaan musik di skena cadas Indonesia.
Namun terkaman realita dan melankolia yang kian muram membuat The Ring sempat memarkir impian dan cita-cita itu. Jake (vokal), Lelek (gitar), Adhit (bass), dan Miko (Drum) menghadapi kenyataan baru. Mereka juga sempat meminggirkan puluhan lagu demi bahu-membahu membangun kehidupan, melumat semua kesedihan sekaligus menguatkan tekad sebagai perantau yang kaffah di Yogyakarta.
"Tidak ada yang sesuai rencana karena terkaman pandemi begitu menyakitkan sehingga butuh waktu untuk pulih dan berdiri kokoh kembali. Cukup lama, bukan, sangat lama proses membangun hidup kembali. Momen di mana kami kumpul lalu bicara impian masa lalu mendorong anak-anak untuk merampungkan album yang sudah lama ditunda," beber Lelek.
Album dirilis akhir Maret. Makin cepat lebih baik karena album penuh perdana The Ring itu menjadi jawab atas banyaknya pertanyaan dari rekan dan pendengar mereka. "Bosan sebenarnya ditanya, 'The Ring ke mana saja?' atau 'ada album nggak?' setelah habis manggung atau di kolom komentar media sosial," sambung Miko.
Album Perdana The Ring Adalah Hasil Penjelajahan Imajinasi
Sebagian tema di tiap track dalam album perdana The Ring adalah hasil penjelajahan imajinasi. Sebagian lagi berisi impian dan kegelisahan yang sempat mereka sunggi ketika awal membentuk band. Soal impian itu sendiri mengalami banyak perubahan karena proses pendewasaan diri masing-masing personel.
Jake menambahkan perubahan itu misalnya pandangan mereka terhadap impian yang kini lebih proporsional. Mereka bukan lagi anak-anak muda yang menantang naga dengan ketapel, dengan kata lain tak lagi selibat dengan impian besar yang berbahaya.
"Inilah alasan album ini bernama Imaginator. Kami ingin mengatur impian sendiri, dengan kata lain pragmatis nan proporsional. Kami tak mau impian itu dilumat realita," tegas Adhit. Album direkam di Watchtower Record. Bable Sagala, Imam besar Watchtower Records, mendukung penuh proses tracking, mixing, sampai mastering.
Semua aransemen dalam album ini digarap semua personil dengan referensi masing-masing. Uncle Acid, Black Sabbath, Elder, dan Kadavar adalah referensi teratas dalam menyusun aransemen. Sedangkan lirik lagu dalam album ini ditulis Jake dan Lelek.
"Setelah melalui proses yang cukup lama dan perjuangan untuk merealisasikan album ini, dengan segala hormat kami persembahkan 'Imaginator' yang rencananya bakal disusul konser perayaan album,"pungkas Miko.