Aku dan Teman Masa Kecilku
Sebagian dari kalian pasti punya teman masa kecil. Berbagai kenangan manis semasa kecil selalu menjadi salah satu memori indah yang terukir dalam benak, namun kadang juga terlupa seiring waktu.
Ruang Riang Creative - Teman masa kecil biasanya berlanjut menjadi sahabat hingga menuju masa remaja. Namun bagaimana jika ternyata teman masa kecil kalian itu ternyata tidak nyata, atau bahkan hanya kalian saja yang bisa melihatnya. Sulit untuk diceritakan.
Teman Masa Kecil yang Aneh
Saat itu usiaku genap tujuh tahun, saat dimana aku mulai masuk sekolah dasar. Entah mengapa, hampir setiap malam kala beranjak tidur aku menangis. Sesaat setelah meneteskan air mata, munculah sepasang sosok pria dan wanita yang datang padaku dan tersenyum.
Mereka pula yang selalu mengajaku bermain, entah permainan apa aku sedikit lupa. Yang jelas saat akhir permainan aku selalu diajaknya turun ke lantai dasar menuju kamar orang tuaku.
Saat mereka datang, aku tak tahu apakah diriku dalam kondisi sadar atau tidak. Pasalnya kerap kali ibuku melihat aku seperti berbincang dengan seseorang, namun saat itu hanya ada aku sendiri.
Kamarku berada di lantai 2, dan aku tidur sendiri. Sedangkan Bapak, Ibu, dan adik perempuanku tidur di lantai dasar. Biasanya aku beranjak tidur sekitar pukul 9 malam setelah selesai makan malam dan mempersiapkan buku sekolah.
Sepasang sosok ini selalu datang tatkala aku beranjak tidur, aku lupa siapa nama mereka berdua, yang ku ingat mereka mirip tante dan om ku, dan mereka berdua selalu mengajak aku bermain.
Permaiannya sederhana, aku hanya diajaknya berkeliling rumah, tapi anehnya semakin lama aku berjalan, benda-benda yang ada di sekitarku terasa semakin mengecil. Merka juga berusaha berkomunikasi lewat senyuman, tanpa ada satupun kata yang keluar dari mulutnya.
Setiap kali aku tersadar, aku selalu ke kamar adiku dan mengambil Al-Quran. Aku membuka surat random, dan membacanya sambil menangis. Beberapa kali ibu memergoki aku membaca Al-Quran sambil menangis, namun setiap kali ibuku menegur, aku tak bisa membalasnya, aku hanya terus membaca sampai aku lelah.
Setelah lelah, aku selalu turun ke lantai dasar dan melihat kedua orang tuaku yang sedang tidur, dan seakan semuanya menjadi semakin mengecil. Aku pernah berteriak memanggil kedua orang tuaku, namun tak pernah sekalipun mereka mendengarnya. Sepasang sosok ini selalu menemaniku sampai aku tertidur, hingga keesokan hari saat aku terbangun, aku ingat semalam mereka mengajak aku bermain lagi.
Sepasang Teman Kecil Dengan Gaun Pesta dan Wajah...
Gambar hanya ilustrasi |
Sepasang teman kecilku berpenampilan layaknya orang pergi ke pesta, sang wanita selalu mengenakan gaun putih polos yang berkilau, tanpa asesoris apapun, dengan rambut panjang sepinggul, wajah manis dan kulit sangat putih. Sedangkan pasangan pria, mengenakan setelan jas, dengan potongan rambut ala Brad Pitt, badan tegap dan proposional, serta kulit sawo matang.
Namun anehnya aku tak pernah melihat mereka menampakan kakinya di lantai, dari perut kebawah terlihat samar. Aneh. Hal ini terjadi kepadaku selama kurang lebih 3 tahun, hampir setiap malam aku menagis, dan hampir setiap malam aku membaca ayat suci secara random.
Suatu saat pernah ku bertanya kepada ibuku, namun ia hanya tersenyum dan tak berkata apapun. Hingga saat ini aku masih bertanya, apakah teman masa kecilku ini benar-benar nyata atau tidak. Ah entahlah. Aku masih merinding saat aku menulisnya.
Sepenggal kisah teman masa kecilku.
Baca Juga:
- Kos Jambu, Sebuah Cerpen Anak Kos Jogja
- Mimpi Basah di Kos Teman, Bau Pandan di Jalan
- Mimpi Basah di Kosan
- Warnet Mandiri, Kos Jambu Bagian I
- Sungguh Malang Nasibmu, Kelabang!
- Kesurupan di Kamar Pak Kades
- Memeluk Galon Kosong
- Pangeran Berkuda dari Timur