Kesurupan di Kamar Pak Kades

Kesurupan di Kamar Pak Kades


Kesurupan di Kamar Pak Kades


Sore itu suasanya kos jambu sangat syahdu. Angin sepoi dan beberapa bunga jambu jatuh berserak di teras depan, persis di depan kamar Pak Kades. Bak latar lokasi di filem romantis, sore itu kos jambu sangat cocok untuk menghabiskan senja sambil minum teh hangat.

Ruang Riang Creative - Imam nama aslinya, ia ku panggil Pak Kades karena ia memang anak seorang kepala desa di rumahnya. Badannya tinggi, gemuk, naik motor besar, dan hobi sekali main tenis.

Sekitar 4.20 WIB, Aku, Lilik, dan Kokom baru saja tiba di kos jambu.

"Mas" sapa kami padanya.

"Woe, khokoommm, darimana kah?" jawabnya seraya menirukan gaya bicara Kokom yang asli NTT, namun dengan logat medhok khas Cilacap. Empuk seperti mendoan.

Saat itu Imam berada di depan kamarnya bersama seorang wanita, sepertinya mereka juga baru pulang dari kampus. Tiga puluh menit kemudian terdengar kegaduhan, seperti orang menangis, mengeram, dan semi berteriak.

Kesurupan di Kamar Pak Kades
Kos Jambu, Sebuah Cerpen Anak Kos Jogja

"Whoaaa.....hmmmmm!", "Haaaa.......rrrrhaaaaa!", "Wauahauhhaaa....!"

Semakin lama suara itu semakin kencang. Beberapa dari kami yang sedang menunggu antrian untuk mandi pun mencari sumber suara itu.

"Suara apaan tuh, denger gak?" tanyaku pada Kokom dan Lilik.

"Gatau boy, saya juga dengar ini dari atas, makanya sa turun cari ini." jawab Kokom. Lilik hanya tersenyum dan menunjuk ke arah teras, rupanya kamar Imam.

"Coba cek boy."

Kami menuju ke depan kamar Imam, benar saja, suara itu datang dari dalam kamar. Saat hendak mengetuk pintu dan bertanya, Imam lalu keluar dari kamar.

"Ono opo e mas, kok rame-rame keto'e?" tanya Lilik dengan logat khas Jogja bagian Gunung Kidul.

"Bojoku Lik, mbuh kae kumat paling" jawab Imam.

Lalu ia membuka pintu kamar, terlihat seorang wanita sedang mengeram dengan mata terbelalak, tatapan kosong, dan sekujur tubuhnya berkeringat.

"Kesurupan po mas?"

"Kaka, kenapa itu harim? lapar kah" sahut kokom sambil tertawa kecil.

"Iya kayaknya, aku yo gak ngerti, aku lagi rebahan nonton tivi, bojoku tadi lagi mainan hape, tiba-tiba wis koyo ngono wae." jawab Imam bingung.

"Mas dulu aku sering liat kayak gini di sekolah, obatnya cuma satu mas, ambil tai ayam atau tai kucing, olesin aja ke idungnya. Coba deh, pasti sadar." saranku.

"Hus, ngawur wae, mambu yo kamarku nanti!" Imam membalas.

"Dulu pernah mas, ya berhasil. Langsung sadar, tapi habis itu orangnya marah dan teriak. Jangan dikasih tai!!."

"Hahaha..... hhahahaha" Kami tertawa kecil.

Tak lama Erwin keluar dari kamar mandi. Lalu ia pun heran melihat banyak orang di depan kamar Imam.

"Ono opo e Mam, ko rame-rame?" tanya Erwin.

"Biasa Whin, bojoku kumat" balas imam.

Erwin adalah sahabat Imam, mereka berdua satu jurusan dan satu kelas di kampus.

"Panggil pak RT aja, tuh yang depan gang. Dia bisa kayaknya mengobati ini, kan sering jadi imam di Masjid." sambung Erwin.

Lalu kami semua menuju tempat pak RT, rumahnya hanya berjarak 2 rumah dari kos jambu. Kami menceritakan kejadian itu kepadanya, ia segera bersiap dan ikut kami untuk menolong. 

"Ini kenapa e mas? apa udah lama mbaknya begini?" tanya pak RT sesampainya di depan kamar Imam.

"Saya juga gak tau Pak, tiba-tiba aja kayak gitu" balas Imam.

"Yasudah saya coba dulu mas."

Lalu pak RT membacakan sesuatu di telinga wanita itu.

Was, wes, hafehhh, hwahway. kiranya itu yang kami lihat dari gerak bibir pak RT. Ajaib, tak berapa lama wanita itu sadar. 

"Tolong mas ambilkan minum air putih" ucap pak RT.

Setelah meminum segelas air putih, dan kondisi wanita itu cukup tenang, lalu ia akhirnya bercerita, kami tak tau persis apa yang ia ceritakan sambil sesekali menyeka air mata.

"Yasudah mas, tolong ini dijagain. Jangan sampe gini lagi ya!" ucap pak RT saat keluar dari kamar Imam. Pak RT pun pamit pulang.

Kami penasaran, lalu bertanya kepada Erwin, apa sebenarnya yang terjadi. Namun ia malah tertawa sambil menutup hidungnya dengan handuk.

"Ghuobloggg Maamm... Maaammm... Aahahaa" ucapnya pada Imam sambil tertawa.

"Apes meneh Whin... Whin... Kapok akuuu." balas Imam dengan wajah sedikit takut sambil menahan tawa.

Hari itu Imam tertangkap basah. Rupanya wanita ini mencoba membuat Imam panik dengan berpura-pura kesurupan. Naas, ternyata percobaan itu gagal. Ia benar-benar kesurupan. Ya kesurupan!.

Kami bubar sambil tertawa terbahak-bahak. Seru juga ternyata kesurupan di kamar Pak Kades.

Baca Juga:

Kos Jambu, Sebuah Cerpen Anak Kos Jogja
Aku dan Teman Masa Kecilku
Mimpi Basah di Kosan
Mimpi Basah di Kos Teman, Bau Pandan di Jalan
Sungguh Malang Nasibmu, Kelabang!
Memeluk Galon Kosong
Pangeran Berkuda dari Timur





Ruang Riang Creative

Ruang Riang Creative, Media & Jasa Creative, Jasa Bikin Website, Jasa Bikin CD, Jasa Bikin Kaset, Jasa Sablon, Cosmics Creative.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama